watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

DIPOJOK SEKOLAH

Sejak remaja aku sudah mengenal seks, bahkan
pada masa masa sma aku sudah secara aktif
berhubungan sex dengan berganti ganti
pasangan. Sudah menjadi rahasia umum bahwa
si karen bisa di 'Pake'.
Ah aku tidak perduli. Toh, tak ada keluargaku di
kota kembang ini. Tak ada sanak saudara yang
kukenal. Predikat pecun sudah melekat pada
diriku sejak bulan bulan pertama ku di kota ini.
Umurku masih 17 tahun ketika itu.
Adalah geng si Aryo yang pertama kali
mendekatiku, sejak aku bersekolah disana. Mereka
duduk di kelas tiga saat itu. Kebiasaan mereka
setiap sorenya jalan jalan seputar bandung untuk
mencari 'bayur' (Sebutan untuk anak anak abg
yang mau saja diajak bereksperimen)
Sore itu aku tengah menunggu angkot di dago,
ketika Katana si Aryo berhenti. Aryo dan Hendri di
dalam mobil. Mereka menyapaku dan bertanya
mau kemana. Yang kujawab bahwa aku ingin
pulang. Singkat cerita mereka menawarkan
tumpangan untuku.
Ah tentu saja aku tidak keberatan. "Karen duduk
di depan aja yah" Hendri berkata sambil
membuka pintuk kiri, ia pun tidak turun dari
kendaraan. Aku mengerti bahwa yang di maksud
adalah duduk di pangkuan nya. "Soalnya di
belakang berantakan tuh" Hendri meneruskan.
Memang di jok belakang berserakan buku buku,
tas dan gitar milik Aryo. Aku mengangguk saja
dan masuk ke dalam mobil duduk di pangkuan
hendri. Ah sudah berbulan bulan aku merindukan
sentuhan laki laki.
Sejak aku pindah dari pulau itu aku benar benar
putus hubungan dengan Andre dan teman
temannya. Hampir 5 bulan tak ada laki laki yang
menyentuhku. Duduk di pangkuan Hendri saat itu
membangkitkan birahiku, kubiarkan tangan nya
memeluk erat perutku. Seperti tak terjadi apa apa
kami tetap mengobrol normal, walau kurasakan
penis nya di pantatku.
Kubiarkan semua perlakuan Hendri sambil aku
terus mengobrol dengan Aryo yang pegang
kemudi. Merasa aku tidak keberatan, Hendri
semakin berani. Terang terangan rok seragamku
di singkapnya, payudaraku di remas nya.
Sementara Aryo hanya bisa menelan ludah
melihat teman nya menggerayangi seluruh
tubuhku.
Aku sendiri heran mengapa tidak ada rasa malu
ketika satu persatu kancing kemejaku di buka.
Ketika rok sma ku di singkap. Semua terjadi
begitu saja.
Akhirnya kami memutuskan untuk "mampir" di
kost Aryo. Bergantian mereka meniduriku. Satu
menunggu diluar sementara yang lain bersamaku
di kamar.
Sejak saat itu bisik bisik kudengar dari teman
temanku yang lain bahwa kedua berandal ini tidak
menganggap ini sebagai rahasia. Gosip pun
menyebar. Hampir semua orang tau kalau aku
bisa di 'Pake'
Nguping
Uun: Hen, kata si Aryo lo udah make si Karen
yah?
Hendri: Heheheheheh....
Uun: Beneran?
Hendri: Ho oh
Uun: Dari dulu gua udah nyangka tuh anak bayur
Hendri: Emang
Uun: Make, apa grepe grepe doang?
Hendri: Make, di kost gua. Si Aryo juga
Uun: Masa sih?
Hendri: Yaelah bener.
Uun: Perawan ga?
Hendri: Kaga, udah jebol! tapi masih enak
(Mereka berdua tertawa)
Uun: Gimana ceritanya lo bisa pake dia?
Hendri: Waktu itu gua liat dia lagi nunggu angkot,
kita ajak aja, pake mobil Aryo. Lo tau kan si Aryo
bangku belakangnya penuh buku buku.
Uun: Terus?
Hendri: Gua bilang aja ke dia duduk nya di depan
aja
Uun: Terus?
Hendri: Doi langsung ok. Duduk di pangku gua.
Uun: Gila! terus?
Hendri: Yah, gua grepe grepe aja.
Uun: Dia nya diem aja?
Hendri: Ho oh, ngobrol terus aja ama si Aryo.
Uun: Lo grepe grepe dia nya diem aja?
Hendri: Diem, orang tangan gua, gua masukin ke
dalem behanya aja dia diem aja.
Uun: Masa sih? Tangan lo masuk ke behanya? Itu
di mobil?
Hendri: Iyah, Tanya aja Aryo,
Uun: Gila...
(Mereka berdua tertawa)
Uun: Kebayang sih, tuh anak duduk nya aja
ngangkang mulu emang gatel kayanya, ama gua
mau ga ya dia?
Hendri: test aja
Uun: Iyah tar gua coba deh. Jadi penasaran gua.
Dia tinggal dimana sih? katanya kost ya?
Hendri: Iya kost deket Unpad
Sejak saat itu Uun gencar mendekati ku. Sering
senyum kepadaku jika kami berpas pasan di
koridor sekolah.
Aku benar benar tidak tahu lagi harus menaruh
mukaku dimana. Cowok cowok sih menanggapi
ini dengan enteng. Namun teman temanku yang
cewek menganggap kotor diriku. Ah susah untuk
tidak perduli pada usiaku yang masih terlalu
muda. Ya aku malu. Aku mulai menutup diri dari
pergaulan, seringkali saat istirahat aku duduk
sendirian entah di koridor depan kelas atau di
kantin.
Sampai suatu ketika, aku sedang duduk sendirian
di pojokan kantin tiba tiba Aryo berbisik di
telingaku "Karen, gue pengen banget nih" Aku
terkejut bukan main, dia membungkuk di
belakangku mukanya hanya beberapa senti saja
dari pipiku.
Aku merasa wajahku merona merah. Aku diam
saja sambil meminum minumanku. "Karen,
tolongin gue dong, bener bener ga tahan nih"
lanjutnya sambil terus berbisik. Entah mengapa
aku terangsang hebat diperlakukan demikian. Tapi
aku diam saja. Tanganku diraihnya. Setengah di
tarik aku di bawanya ke gang sempit di belakang
kantin itu.
Setengah lusin anak cowok kelas dua dan tiga
sedang merokok disana. Gang ini memang
menuju gudang sekolah yang memang tempat
mereka diam diam merokok. Aku sendiri tidak
pernah tau keberadaan gang ini. Aku
menyembunyikan wajahku di belakang pundak
Aryo ketika melewati gang sempit itu. Tanganku
masih di gandeng Aryo. Suitan nakal dan godaan
dari anak anak yang sedang merokok itu
terdengar ketika aku setengah 'Diseret' melewati
mereka.
Suitan suiatan dan sorakan kurang ajar masih
terdengar sampai aku tiba di ujung gang yang
buntu itu. Ternyata disana ada sebuah gudang
tua. "Yo, kamu gila ya...?" Gua malu tau. Kataku.
Namun Aryo tidak memperdulikan. Di peluknya
tubuhku. Tangan nya langsung meremas
payudaraku dengan kasar.
"Yo, ini disekolah" kataku menolak. Namun aku
tidak berusaha lari dari pelukan nya. Bahkan
tangan nya tetap kubiarkan meremas dadaku. Dia
sudah berhasil melepas beberapa kancingku dan
tangan nya sudah masuk kedalam behaku. Aku
menikmati sentuhan nya sementara mulutku
tetap berkata lain. Aryo pun semakin nekat.
Di dorongnya pundaku memaksaku berlutut.
Ditekan nya kepalaku ke selangkangan nya.
Berikutnya aku sudah memberikan oralku yang
terbaik padanya. Tidak lama hanya beberapa
menit. Sebelum bel istirahat berakhir kami sudah
selesai. Maksudku Aryo. Dan kami kembali
melewati gerombolan anak anak nakal itu lagi. Kali
ini mereka memandang takjub tanpa komentar.
Aryo yang berjalan di depanku tersenyum
senyum, sementara aku sekali lagi
menyembunyikan wajahku di belakang
pundaknya. Sejak hari itu predikat 'Bispak' (Bisa
dipakai) melekat padaku. Semua orang tau.
Semua orang menuding. Akupun tidak berani
untuk meneruskan sekolah di sekolah itu.
Sejak kejadian di gang sempit itu, hari hari
disekolah benar benar seperti neraka. Semua
orang menudingku sambil berbisik bisik. Aryo
seakan tidak perduli, setiap istirahat tiba aku di
bawanya ke gang itu. Sebenarnya aku tidak
berkeberatan melakukan oral kepadanya.
Hanya saja tudingan orang orang lain ini yang
membuatku benar benar menderita. Aku tidak
tahan lagi bersekolah disana. Aku sudah tidak
punya muka. Akhirnya kuputuskan untuk kabur.
Tapi kemana? Aku tidak punya apa apa. Neneku di
pulau tentu akan sedih.
Akhirnya kupak semua barang barangku.
Kubohongi neneku, untuk segera mengirim uang.
Akupun meninggalkan bandung menuju jakarta.
Di umur yang begitu muda aku ga tau lagi mau
kemana. Sesampai nya di gambir aku bagai
orang yang putus harapan.
Berjam jam aku terduduk di sebuah kantin di
stasiun gambir. Tanpa harus tahu mau kemana.
Sampai kulihat seorang perempuan muda
bergelayut pada seorang oom oom. Umur
perempuan itu kutaksir masih dua puluhan. Aku
tidak ragu sedikitpun bahwa perempuan itu
pelacur. Dari mulai pakaian sampai pembawaan
nya menyiratkan demikian.
Rupanya dia hanya mengantar Oom itu ke
gambir. Karena beberapa saat kemudian
perempuan itu di tinggalkan. Dia masih duduk
beberapa lama lagi disitu. Matanya liar. Mungkin
mencari mangsa baru. Beberapa kali mata kami
bertemu. Dia sempat tersenyum dan aku pun
senyum.
Dia menegurku dan bertanya kemana tujuanku
aku hanya tersenyum. Kuberanikan diriku
menghampirinya. Kukatakan aku ga punya
tujuan. Kukatakan blak blakan padanya aku ingin
kerja, kerja apa saja. Dia tertegun dan
memperhatikan diriku.
Kukatakan padanya kalau dia bisa kasih aku
pekerjaan uang nya boleh untuknya asal aku di
beri tempat tinggal dan makan. Dia tertawa. Aku
bilang padanya kalau aku serius. Dan dia tanya
aku mau kerja apa. Aku katakan kepadanya aku
ga perduli kerja apa. Apa saja aku mau.
Kukatakan sambil berbisik bahwa aku tidak
keberatan kalau aku harus melayani laki laki.
Dia tertegun. Diperhatikan nya tubuhku lekat lekat.
Lalu dia tertawa. Suasana pun cair. Kami
berkenalan. Namanya Mba Eva, dia seorang
petualang. Hidup dari uang laki laki yang
menidurinya. Setiap hari ia berpetualang dari satu
diskotik ke diskotik lain. Seorang Single Fighter.
Diajaknya aku ke kostnya. Sebuah kamar kost
yang mewah. Dengan pendingin ruangan, televisi
dan stereo set. Ah rupanya seorang pelacur dapat
hidup enak di Jakarta ini pikirku begitu aku sampai
di kostnya.
"Kamu bener mau ikut aku?" akupun
mengiyakan. Sejak hari itu kami berduet
mengarungi jakarta. Dari satu diskotik ke diskotik
lain. Kuberikan tubuhku kepada siapa saja yang
berani membayar. Aku benar benar terjerumus
kedalam lembah pelacuran.


Adult | GO HOME | Exit
1/2067
U-ON

inc Powered by Xtgem.com